Pada saat perang Uhud, ketika kondisi umat Islam berbalik arah dari kemenangan menjadi kekalahan, dimanaa para pemanah yang ditugaskan oleh Rasulullah untuk berdiam di gunung Uhud mereka turun dari tempatnya kerena tergiur dengan harta rampasan yang berceceran sehingga akhirnya benteng beberapa bagian dari sahabat ketika mengalami kondisi kritis, orang yang memiliki iman yang lemah mereka mengatakan untuk apalagi kita berada di tempat ini kalau Rasul dan kaum muslimin telah mengalami kekalahan besar. Kalimat-kalimat yang semacam ini adalah kalimat yang apatis; ketika melihat banyak orang yang berguguran dan yang tidak patuh dan mengalami kegagalan.
Kalimat apatis tidak boleh ada pada setiap kader, sekalipun misalnya dia melihat bahwa di sekitarnya ada kader dakwah yang mengalami futuur massal; kelemahan komitmen-komitmen dakwah dalam jumlah yang besar. Sehingga kecenderungan futuur massal bisa berdampak pada penurunan semangat pembelaan terhadap dakwah.
Sekalipun banyak orang itu yang lemah komitmennya dan bahkan melanggar batas-batas koridor, bahkan kemudian melakukan kemaksiatan dan pelanggaran, maka tidak boleh terjadi pada dirinya dan kepada orang-orang yang memiliki komitmen keimanan.
Inilah yang diingatkan oleh Rasul kepada diri kita; ketika Rasul melihat peluang dan kemungkinan orang-orang mengalami komitmen, apalagi apabila di sekitarnya mengalami penurunan komitmen. Rasulullah mengatakan “Janganlah kamu menjadi orang yang tidak punya ketegasan sikap. Kalau orang-orang banyak berbuat baik, kamu berbuat baik, jika mereka berbuat jahat kalian berbuat jahat pula, akan tetapi hendaklah kalian memiliki ketegasan sikap yaitu ketika orang-orang berbuat baik, kalian juga harus berbuat baik, tetapi kalau orang-orang berbuat negatif maka tinggalkanlah perbuatan tersebut.
Begitu pula bagi kader-kader dakwah, kalau dia melihat kader-kader yang ada di sekitarnya mengalami penurunan komitmen, maka dia tidak boleh mengalami penurunan komitmen, bahkan dia berupaya untuk membantu mengembalikan semangat dan meningatkan kader-kader yang semangatnya menurun atau mengendor. Kita sangat membutuhkan orang-orang yang mengingatkan kita, sangat mungkin karena kita sadari akhirnya mengalami futuur massal, mi dari tingkat pusat hingga pada tingkat yang lebih kecil lagi semuanya mengalami penurunan komitmen. Hal semacam ini merupakan bentuk yang harus dicermati, karena akan memperberat roda dakwah di masa-masa yang akan datang, apalagi bagi generasi yang akan melanjutkan tugas-tugas dakwah di masa yang akan datang.
Situas-situasi yang semacam itu harus segera dilakukan antisipasi, agar futur massal tidal akan terjadi. Oleh karenya pembelaan terhadap dakwah harus digelorakan, harus ada yang senantiasa menjadi pelita penyemangat api komitmen, semangat dan istiqomah yang secara terus menerus menyelamatkan dakwah dan kader dakwah ini.
(dicuplik dari majalah Tarbiyah)
Tinggalkan Balasan